Saya termasuk orang yang cukup beruntung mempunyai banyak pengalaman dan kesempatan untuk melakukan ceramah, pidato, kuliah, presentasi, sharing dan berbagai bentuk diskusi di berbagai tempat dan kalangan. Namun belum pernah sekalipun saya melakukan "ceramah" dengan materi agama.
Nah... untuk pertama kalinya, saya melakukan itu tadi malam setelah sholat Isya' dan menjelang sholat Tarawih didepan majelis yang sangat kecil yang terdiri dari keluarga terdekat. Bermodalkan Al-Quran dan terjemahannya serta pengetahuan saya dibidang ke-Islam-an yang sangat terbatas, maka saya berusaha semaksimal mungkin untuk meyakinkan para pendengar mengenai materi yang saya sampaikan, yaitu tentang hari kiamat dan jangan berputus asa.
Pelajaran yang saya dapat... ternyata ceramah agama jauh lebih sulit. Harus ada "spirit" yang nyata dari kita, tidak sekedar menyampaikan ayat dan cerita belaka. Harus ada contoh nyata dari diri kita sendiri, atau paling tidak ada tanggung jawab bahwa orang akan melihat kita akan melakukannya juga... Perlu "pancaran jiwa" yang bersih dari diri kita agar para pendengar mau mendengar dan bahkan kemudian mengimplementasikannya.
Pengalaman ini memberikan sedikit penjelasan kepada saya tentang sulitnya mencari seorang penceramah agama yang bagus dan mumpuni. Saya paling suka mengeluh ketika hadir di sholat Jumat dan mendapati khotib yang sangat terbatas kemampuan dakwahnya. Sebegitu sulitkah menanamkan "presentation skills" pada para penceramah?
Ternyata... it is not just about presentation skills... it is beyond that...
Namun saya sangat puas bahwa saya sudah punya pengalaman melakukan ceramah agama, belum klop rasanya kalau saya belum pernah melakukannya. Namun untuk melakukannya lagi, terutama untuk audience yang lebih besar, saya harus bekerja ekstra keras melengkapi kompetensi diri saya.
Subhanallah...
(Hari ke-3 puasa Ramadhan 2005 M)
No comments:
Post a Comment