Sungguh menarik menyaksikan berbagai layanan publik di Indonesia saat ini bergeser ke versi online. Mulai dari perekrutan PNS, pajak, e-procurement serta berbagai layanan pendidikan seperti PSB (Penerimaan Siswa Baru), SIAP (Sistem Informasi Aplikasi Sekolah) dan yang terakhir adalah SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Dari tahun ke tahun terlihat bahwa layanan yang semakin baik, semakin rapi dan semakin reliable. Apakah ini tanda semakin matangnya SDM informatika Indonesia yang merancang dan mengoperasikannya? Saya yakin itulah yang saat ini terjadi. Hampir semua sistem yang saya amati dibuat murni oleh SDM Indonesia, bahasa yang dipakai juga sepenuhnya Bahasa Indonesia. Kita harus bangga atas pencapaian yang membanggakan ini.
Beberapa minggu terakhir saya mencoba secara penuh suatu sistem online yang diberi nama SNMPTN Online Jalur Undangan untuk penerimaan tahun 2011. Ini adalah suatu sistem aplikasi online yang dibuat untuk melayani penerimaan mahasiswa baru di PTN. Puluhan PTN bersatu membuat semacam konsorsium untuk penerimaan mahasiswa baru secara terpadu dan berskala nasional. Salah satu bagian dari sistem itu adalah suatu jalur yang dahulu disebut PMDK atau PBUD, saat ini namanya dirubah menjadi Jalur Undangan. Prinsipnya adalah penjaringan siswa kelas 3 dari SMA/SMK/MA seluruh negeri untuk diseleksi tanpa melalui tes tertulis.
Ribuan SMA/SMK/MA seluruh Indonesia dipaksa membuat account dan mengelola pendaftaran siswanya masing-masing. Suatu langkah awal yang menurut saya sangat berani dan beresiko tinggi. Namun ternyata pemaksaan ini tampaknya berhasil. Sekolah-sekolah yang "gaptek" pun akhirnya mau tidak mau belajar dan masuk kedalam sistem. Walau memerlukan proses yang cukup melelahkan tapi tampaknya pengelola SNMPTN berhasil memobilisasi kemandirian sekolah untuk go online dan mengelola pendaftaran siswanya masing-masing. Ada sekolah di daerah yang saya dengar sampai mengirim gurunya ke pusat pengendali SNMPTN di Jakarta karena menghadapi masalah dan help desk tidak bisa dihubungi. Saya yakin kejadian seperti ini terjadi juga di banyak sekolah lain. Secara empiris, saya tidak tahu tingkat partisipasi dari sekolah yang ada, tidak ada data. Namun saya yakin angka partisipasi sekolah tinggi karena jalur online adalah satu-satunya pilihan.
SNMPTN Online Jalur Undangan 2011 tidak hanya memaksa sekolah, tetapi juga seluruh siswa yang direkomendasikan untuk masuk ke sistem dan mengelola sendiri data serta proses pendaftarannya. Jadi sekolah memasukkan terlebih dahulu data siswanya, memberikan rekomendasi siswa-siswa yang boleh maju ke tahap berikutnya, memasukkan nilai raport siswanya. Langkah selanjutnya adalah tanggung jawab siswa. Mereka sendiri yang memasukkan data detail dirinya, upload foto hingga mencetak tanda pengenal.
Keberanian SNMPTN terus terang layak diacungi jempol. Sekarang kita yakin bahwa tingkat literasi masyarakat, khususnya dunia pendidikan, tidaklan serendah yang selama ini dikuatirkan. Jika memang tingkat partisipasi keikutsertaan sekolah dan siswa di sistem SNMPTN ini sudah tinggi dan merata ke seluruh pelosok nusantara, rasanya tidak ada alasan Indonesia harus takut maju ke aplikasi online di bidang lainnya secara lebih luas.
Hal menarik lainnya adalah bahwa sistem ini memberi otoritas seluas-luasnya kepada sekolah untuk menjadi penyaring paling awal dari sistem SNMPTN secara nasional. Sekolah lah yang memberi rekomendasi kepada siapa-siapa saja dari siswanya yang boleh mendaftar. Tentu saja ada batasan, 50% siswa terbaik pada sekolah dengan akreditasi A, 25% bagi akreditasi B. Namun bagi sekolah RSBI (taraf internasional) bisa mendaftarkan 100% siswanya. Rekomendasi harus dilampirkan dengan nilai raport semester 1-5. Bukan raport asli yang di scan kemudian di upload, namun input manual nilai raport melalui sistem online ini. Ini juga merupakan suatu terobosan karena selama ini bangsa kita seakan terkungkung pada paradigma-paradigma lama tentang otentikasi (authentication). Dokumen asli adalah dokumen yang ada tanda tangan "basah", harus ada stempel, dsb. SNMPTN menabraknya dan memberikan otorisasi kepada pihak sekolah untuk meng input data nilai raport kedalam sistem. Paradigma barunya adalah sekolah bertanggung jawab atas segala data yang di input. Sebelum meng input data, user sekolah harus terverifikasi terlebih dahulu sebagai pihak resmi yang mengatasnamakan sekolahnya. Ini adalah bentuk paradigma baru digital authorization.
Melalui tulisan ini, saya ingin memberi apresiasi kepada konsosrsium PTN yang menggelar sistem online SNMPTN Jalur Undangan ini, banyak hal yang secara tidak sadar telah membuka jalan bagi bangsa Indonesia untuk lebih jauh masuk ke dunia dgital. Sistem berjalan sangat stabil, cepat dan error-free, paling tidak sejauh yang saya alami sejak awal hingga akhir proses. User interface dibuat sangat sederhana namun efektif, to-the-point. Logika yang dipakai tidak ruwet dan sangat Indonesia, tidak ada kesan menjiplak sistem asing dengan logika non-Indonesia. Help berupa panduan juga tersedia lengkap, tidak banyak tapi langsung menuju sasaran. Saya tidak tahu tentang help desk apakah berjalan atau tidak karena saya tidak sampai harus menggunakannya.
Sekali lagi bravo... Semoga setelah process cycle selesai, rekan-rekan yang membangun dan menjalankan sistem ini bisa berbagi juga tentang tingkat keberhasilan implementasi sistem ini.
Silahkan langsung ke http://undangan.snmptn.ac.id untuk melihat sistem ini in action.
1 comment:
Baguslah kalau bgitu...,
smoga migrasi dr sistem lama k sistem digital dapat terus ditingkatkan....,
*sok bijak xD
salam...,
Post a Comment