Steve Jobs dan Apple memang sangat jenius dalam mencari metode-metode baru dalam "menjual" teknologi ke masyarakat. Uniknya sebagian ide-idenya mampu menjadi ide bisnis yang spektakuler dan menjadi standar baru industri IT. Ingat iPod, iTunes Music Store, kemudian iPhone, dan terakhir iPhone App Store.
Yang dilakukan App Store adalah jualan software khusus untuk di install dan dipakai di ponsel iPhone. Aplikasi mobile ini konsepnya sama dengan yang sudah bertahun-tahun sangat populer dengan aplikasi bebas untuk ponsel-ponsel Nokia ber-OS Symbian. Tapi yang dilakukan Apple adalah merubah "business rules" nya sedemikian rupa sehingga pengembang software dan pembuat iPhone bisa dapat uang dan untung besar. Nokia dan Symbian? Jutaan aplikasi bertaburan, tapi dalam bentuk bajakan serta terdistribusi tak beraturan di pasar bebas. Ujungnya, tidak ada keuntungan finansial yang signifikan.
Bayangkan... iPhone App Store dalam 1 bulan sejak diluncurkan tepat bulan lalu, telah 60 juta download dilakukan oleh pengguna iPhone terhadap aplikasi di App Store. Tapi itu semua tidak ada artinya kalau tidak "jadi duit". Nah, ternyata Apple melaporkan omzet jualan software online mereka ini mencapai USD 1 juta per hari. Jadi USD 30 juta per bulan. Sekitar Rp 300an milyar per bulan. Kalau trend ini berlangsung, akan menembus USD 360 juta per tahun. Berapa dalam rupiah? Rp 3,6 trilun per tahun! Gilaaaa...!
Dari data awal Agustus 2008 lalu, software yang tersedia sudah mencapai angka 1000 program aplikasi. Harganya berkisar free hingga USD 9,99. Pengembang software dapat 70% sedang Apple dapat 30%. Sederhana saja aturannya.
Cerita dari Sega Corp. pengembang game software top dunia, mereka menjual game Super Monkeyball di App Store seharga USD 9.99 per download aplikasi. Dalam 20 hari sejak diluncurkan, mereka telah berhasil menjual 300 ribu copy. Hitung sendiri omzetnya dalam rupiah. Busyet...! Ini duit beneran loh... Bukan capek-capek buat software, kemudian dibajak orang, muncul di Internet seperti barang murahan, di download orang secara sembarangan dan tak dihargai.
Kemudian yang top juga adalah aplikasi buatan Epocrates Inc. berupa aplikasi ensiklopedia obat. Jadi isinya nama obat dan kegunaannya. Aplikasi ini terjual 125 ribu copy.
Apa rule bisnis yang dirubah Steve Jobs sehingga bisnis ini bisa menghasilkan uang?
App Store hanya menjual aplikasi untuk iPhone, lihat gambar bagaimana aplikasi bisa di download langsung dari iPhone. Aplikasi ini hanya bisa dibeli dan didownload melalui program iTunes di PC atau lagsung dari iPhone, sama persis dengan kalau mau beli lagu untuk iPod. Intinya pembeli dipaksa memakai jalur khusus.
Tidak seperti aplikasi mobile untuk Symbian, pembeli membeli file installer atau download gratis yang kemudian di install sendiri ke ponsel. iPhone menutup opsi itu, jadi pembeli tidak tahu dan tidak pernah melihat file installer nya. Browse aplikasi yang mau dibeli, pilih dan download, semuanya dilakukan melalui iTunes di PC atau langsung dari iPhone yang terhubung ke Internet. Saat download, pengguna langsung otomatis di-install-kan aplikasi yang dibeli. Mengurangi resiko pembajakan dan yang terpenting, Apple bisa jualan dan memaksa pembeli hanya membeli aplikasi dari App Store?
Mau buat aplikasi sendiri untuk iPhone kemudian menjualnya diluar App Sore? Tidak bisa! Apple hanya menyediakan API untuk pengembang secara terbatas. Tidak ada yang tahu bagaimana cara atau metode instalasi di iPhone. Tentu saja banyak yang mencoba melakukan crack, beberapa berhasil, tapi Apple pintar juga. Software iPhone saat ini adalah versi 2.0, setiap ada masalah diluar, mereka akan tutup masalahnya di update terbarunya.
Kejam bagi pengembang software dan pengguna? Ya...! Tapi Apple dan Steve Jobs juga harus hidup untuk dapat terus menghidupi dan mengembangkan iPone nya...
Saya akan coba update terus perkembangan terbarunya, keep in touch.
No comments:
Post a Comment